Betapa banyak tanaman yg sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,tapi kita kadang tidak sadar dan mungkin tidak mampu menangkap makna di balik semua tanaman itu,lebih-lebih yg menyangkut makna filisopfis,metafora atau simbolisasi mengenai religius spiritualitas,Sekian banyak tanaman yg kita jumpai sebenarnya banyak terkandung makna filosofis-simbolisasi mengenai kehidupan spiritual. Sebab tanaman dan tetumbuhan yg tergelar di muka bumi ini adalah ayat-ayat Allah yg tersirat dan harus dibaca dengan penuh kejelian.Dalam artikel ini marilah kita mengupas makna filosofi-simbolisasi pohon pisang,pohon pisang tidak mau mati sebelum melahirkan tunas-tunasnya “artinya pohon pisang memberikan gambaran yg baik mengenai alih generasi,begitu pula jika dikontekstualkan kedalam pergantian kepemimpinan (suksesi) maka pohon pisang telah mengajarkan kepada manusia agar menyiapkan kaderisasi sebagai proses dari regenerasi.
Pohon pisang berbuah dan mempunyai nama buah pisang dalam bahasa jawa buah pisang disebut gedhang (bahasa kiratanya= digeget bar madhang = dinkmatinya setelah makan) bisa diterimakah kenyataan ini oleh anda karena pada dasarnya memang buah pisang dinikmatinya setelah makan..??
Lebih mendalam lagi,marilah kita amati mengenai buah pisang yg masih berada di pohonnya,setundhun buah pisang itu jika kita perhatikan dengan seskama,ternyata bergantung pada ares yg berada didalam pohon pisang. Jadi ares tersebut identik dengan isi pohon pisang.Secara filosofi atau kita lihat dari kacamata tafsir spiritual bahwa ares mengisyaratkan sebagai Arsy – singgasana Allah SWT yg identik dengan hati atau kalbu seorang muslim yg bening.
Dan demikian memang hati orang mukmin yg bening bisa merupakan Arsy-Nya sebab di alam semesta ini tidak ada yg mampu menampung Allah kecuali “bersemayam” dibersihnya hati seorang mukmin,yg sebagian dikabarkan dalam hadist Qudsi bahwa Allah berfirman : “Bumi dan langit-Ku tidak ada yg mampu menampung Aku,tapi hati hamba-Ku yg berimanlah yg menampung-Ku”
Kita telah tahu bahwa ares yg bisa menghasilkan buah pisang tempatnya didalam pohon pisang.Berarti untuk mendapatkan ares,maka harus membuka pohon pisangnya; melepas satu persatu kulit pada pohon pisang yg membungkus ares.Begitu pula dengan hati/kalbu manusia yg bening harus diupayakan menjadi bersih dan terbebas dari kotoran penyakit-penyakit hati atau sifat-sifat buruk dan hati/kalbu seperti itulah yg menjadi ‘tajalli’Nya’ Allah atau tempat bersemayam-Nya,
“Hati itu bagaikan Arsy (singgasana-Nya) dan dada adalah kursinya hal itu menunjukan pula bahwa yg dimaksud hati adalah sesuatu dibalik daging sanubari.
Selain itu pohon pisang juga mempunyai daun yg bisa dipakai sebagai payung atau perlindungan dari guyuran air hujan dab terik panas matahari,tak ayal orang jawa menyebut gedhang; gegayuhane dhasar ngayomi = cita-citanya menjadi pelindung,melindungi dan mengayomi yg di isyaratkan dari daun pisang tadi.
Marilah kita cermati dan coba pelajari dari makna filosofi buah pisang ini agar senantiasa kita selalu ingat kepada-Nya dengan banyak mengingat Allah (dzikir) maka hati kita insya Allah akan bening sebening embun pagi.
Ini hanyalah salah satu ilustrasi dan masih banyak lagi filosofi,perumpamaan,simbloisme tentang islam,hendaknya semua ini kita jadikan wadah yg makin mengakrabkan jiwa kita dengan banyak mengingat-Nya sebagai tanda terima kasih kita kepada-Nya.
Pohon pisang berbuah dan mempunyai nama buah pisang dalam bahasa jawa buah pisang disebut gedhang (bahasa kiratanya= digeget bar madhang = dinkmatinya setelah makan) bisa diterimakah kenyataan ini oleh anda karena pada dasarnya memang buah pisang dinikmatinya setelah makan..??
Lebih mendalam lagi,marilah kita amati mengenai buah pisang yg masih berada di pohonnya,setundhun buah pisang itu jika kita perhatikan dengan seskama,ternyata bergantung pada ares yg berada didalam pohon pisang. Jadi ares tersebut identik dengan isi pohon pisang.Secara filosofi atau kita lihat dari kacamata tafsir spiritual bahwa ares mengisyaratkan sebagai Arsy – singgasana Allah SWT yg identik dengan hati atau kalbu seorang muslim yg bening.
Dan demikian memang hati orang mukmin yg bening bisa merupakan Arsy-Nya sebab di alam semesta ini tidak ada yg mampu menampung Allah kecuali “bersemayam” dibersihnya hati seorang mukmin,yg sebagian dikabarkan dalam hadist Qudsi bahwa Allah berfirman : “Bumi dan langit-Ku tidak ada yg mampu menampung Aku,tapi hati hamba-Ku yg berimanlah yg menampung-Ku”
Kita telah tahu bahwa ares yg bisa menghasilkan buah pisang tempatnya didalam pohon pisang.Berarti untuk mendapatkan ares,maka harus membuka pohon pisangnya; melepas satu persatu kulit pada pohon pisang yg membungkus ares.Begitu pula dengan hati/kalbu manusia yg bening harus diupayakan menjadi bersih dan terbebas dari kotoran penyakit-penyakit hati atau sifat-sifat buruk dan hati/kalbu seperti itulah yg menjadi ‘tajalli’Nya’ Allah atau tempat bersemayam-Nya,
“Hati itu bagaikan Arsy (singgasana-Nya) dan dada adalah kursinya hal itu menunjukan pula bahwa yg dimaksud hati adalah sesuatu dibalik daging sanubari.
Selain itu pohon pisang juga mempunyai daun yg bisa dipakai sebagai payung atau perlindungan dari guyuran air hujan dab terik panas matahari,tak ayal orang jawa menyebut gedhang; gegayuhane dhasar ngayomi = cita-citanya menjadi pelindung,melindungi dan mengayomi yg di isyaratkan dari daun pisang tadi.
Marilah kita cermati dan coba pelajari dari makna filosofi buah pisang ini agar senantiasa kita selalu ingat kepada-Nya dengan banyak mengingat Allah (dzikir) maka hati kita insya Allah akan bening sebening embun pagi.
Ini hanyalah salah satu ilustrasi dan masih banyak lagi filosofi,perumpamaan,simbloisme tentang islam,hendaknya semua ini kita jadikan wadah yg makin mengakrabkan jiwa kita dengan banyak mengingat-Nya sebagai tanda terima kasih kita kepada-Nya.